Thursday, September 20, 2018

Sejarah RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dan Evolusi Software

Sejarah Rekayasa Perangkat Lunak

Sejarah Rekayasa Perangkat Lunak dan evolusi software

Rekayasa perangkat lunak telah Berkembang sejak pertama kali diciptakan pada tahun 1940-an sampai sekarang.
Fokus utama adalah untuk mengembangkan praktik dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas para praktisi pengembang perangkat lunak dan kualitas aplikasi yang dapat digunakan oleh pengguna/pemakai.

Pada tahun 1945 - 1965 : Awal
istilah software engineering digunakan pertama kali pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, pada saat itu masih terdapat debat tajam mengenai aspek engineering dari pengembangan perangkat lunak.

Pada tahun 1968 dan 1969, Komite sain NATO mensponsori dua konferensi tentang rekayasa perangkat lunak, yang memberika dampak kuat terhadap perkembangan rekayasa perangkat lunak.
Banyak yang menganggap bahwa dua konferensi inilah yang menandai awal resminya profesi rekayasa perangkat lunak.

Catatan :
*Jangan pernah menganggap kalau software itu akan menjadi yang terbaik karena itu adalah sebuah karya yang bersifat sementara*

Tahun 1965 - 1985 : Krisis perangkat lunak
pada tahun 1960-an hingga 1980-an banyak masalah yang ditemukan oleh praktisi "RPL", banyak projek yang gagal, hingga para praktisi menyebutnya masa ini sebagai kerisisnya perangkat lunak.

Kasus kegagalan pengembangan RPL terjadi berawal dari projek yang melebihi anggaran, hingga kasus yang mengakibatkan kerusakan fisik dan kematian, salah satu kasus kegagalan RPL yang sudah terkenal yaitu meledaknya roket Ariane akibat kegagalan perangkat lunak.

Tahun 1985 - sekarang : tidak ada senjata pamungkas
Bertahun-tahun lamanya, para peneliti menfokuskan usahanya untuk menemukan teknik jitu untuk memecahkan masalah krisis perangkat lunak.

Berbagai teknik, Metode, Alat, Proses diciptakan dan diklaim sebagai senjata pamungkas untuk memecahkan kasus ini, mulai dari pemrograman tekstur, pemrograman berorientasi objek, perangkat pembantu pengembangan perangkat lunak (CASE tools), berbagai standart, hingga metode formal diagung-agungkan sebagai senjata pamungkas untuk menghasilkan software yang benar, sesuai anggaran dan tepat waktu.

pada tahun 1987, Freed Brooks menulis artikel No Silver Bullet, yang berprosisi bahwa tidak ada satu teknologi atau praktik yang siap mencapai 10 kali lipat perbaikan produktivitas dalam tempo waktu 10 tahun.

Sebagian berpendapat, no silver bullet berarti profesi rekayasa perangkat lunak dianggap telah gagal, namun sebagian yang lain justru beranggapan, hal ini menandakan bahwa bidang profesi RPL telah cukup matang, karena dalam bidang profesi lainnya pun, tidak ada teknik pamungkas yang dapat digunakan dalam berbagai kondisi.

No comments:

Post a Comment