Saturday, September 23, 2017

KONSEP AKHLAQ DALAM ISLAM



MAKALAH

KONSEP AKHLAQ DALAM ISLAM

Dosen Pengampu: Ibnu Ali, M.Pdi















Disusun Oleh :

  1.     AL-HUMAIDI
  2.     MOH. MISRUJI
  3.     MOHAMMAD FENDI
  4.     S QOYYIMATUL M

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM MADURA

TAHUN AKDEMIK 2016/2017





KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep akhlaq dalam islam.

Adapun makalah tentang konsep akhlaq dalam islam, ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah konsep akhlaq dalam islam ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.







Pamekasan ..../11/2016

         Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Rumusan Masalah 2

BAB II 3

PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian akhlak 3

2.2 Sumber dan Karakteristik Akhlak 4

BAB III 8

PENUTUP 8

3.1 KESIMPULAN 8

3.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9











BAB I

PENDAHULUAN


        Latar Belakang

Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai kholifah yang bertugas untuk mengelola apa yang ada di dunia ini dengan cara yang baik sesuai dengan petunjuk dalam al-quran dan hadist. Hakekat seorang manusia adalah seorang makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang memiliki hak dan kewajiban untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia. Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah Akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia. Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya menjadi manusia yang berakhlak kurang baik. Oleh karena itu, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk menciptakan akhlak yang baik dalam dirinya sangat diperlukan oleh semua manusia agar hidupnya dalam masyarakat selalu tenang dan tentram.

        Tujuan

Untuk memahami tentang akhlak manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan - Untuk memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak manusia - Untuk memahami akhlak dan hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia1.3 Manfaat - Dapat memahami tentang akhlak manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan.

        Rumusan Masalah

Bagaiamanakah pengertian akhlak, etika dan moral? Akhlak, etika dan moral tentunya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari,ketiga kata tersebut sering disebut-sebut sebagai ukuran atau standart kehidupan manusiadalam bersikap dan berperilaku. Tetapi, meskipun begitu masih banyak diantara kita yangkurang dapat membedakan antara ketiganya, sebab dari akhlak, etika dan moral memilikisubyek dan objek yang sama yaitu manusia sebagai pelaku yang sekaligus contoh objekdari sikap itu sendiri. Oleh sebab itu untuk dapat menerapkannya kitapun perlu untukmemahami perbedaan baik secara prinsip maupun secara harfiah dari ketiganya.















BAB II

PEMBAHASAN


        Pengertian akhlak

Menurut (Sahilun A,1980), kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun

    Dilakukan berulang-ulang

    Timbul dengan sendirinya dan tanpa berfikir panjang

Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat,perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik danburuk. Dimasukkannya penilaian benar atau salah ke dalam moral, jelas menunjukkan salah satu perbedaan moral dan akhlak, sebab salah benar adalah penilaian dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam agama islam tidak dapat dicerai pisahkan dengan akhlak,seperti yang telah disinggung di atas. Akhlak islami berbeda dengan moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat terutamadari sumber yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengannilai dan norma agama, nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaatbagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dannorma agama serta nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri.Yang menentukan baik atau buruk suatu sikap (akhlak) yang melahirkan suatu perilaku atau perbuatan manusia di dalam agama dan ajaran islam adalah al quran yang dijelaskan dan dikembangkan oelh Rasulullah dengan sunah beliau yang kini dapat dibaca di dalam kitab-kitab hadist. Yang menentukan perbuatan baik atau buruk dalam moral dan etika adalah adat istiadat dan pikiran manusia dalam masyarakat pada suatu tempat di suatu masa. Oleh karena itu dipandang dari sumbernya akhlak islami bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedang moral dan etika berlaku selama masa tertentu di suatu tempat tertentu.

        Sumber dan Karakteristik Akhlak

Akhlak dalam islam sangatlah menjadi faktor pembeda atau penciri yang menunjukkan perilaku hidup umat manusia dari umat pemeluk agama lain. Karakteristik akhlak ini dapat diterapkan atau sesuai untuk semua kelas individu baik ditinjau dari ras, suku, lingkungan, kehidupan sosial masyarakat dan lain sebagainya. Menurut Qardhawy (1997) dalam Daras (2006) karakteristik akhlak ada tujuh, yaitu:

    Moral yang beralasan serta dapat difahami Akhlak yang harus disandang oleh seluruhumat islam bukanlah sesuatu yang bersifat dokmatis, tetapi sesuatu yang logis dan masuk akal. Maksudnya logis adalah dapat diargumentasikan dan dapat diterima oleh naluri manusia dan akal sehat. Hal ini mencakup tentang pembahasan tentang kebaikan atau kemaslahatan dan keburukan yang dilarang olehNya.

    Moral Universal Dalam hal ini moral bersifat umum, berlaku untuk semua umat di dunia, tidak terbatas atas ras, suku, kebangsaan, golongan, kesukuan atau kaum. Pada dasarnya, moral universal ini didasarkan oleh karakter manusia, jadi setiap umat akan memiliki landasan moral yang seharusnya sama, tidak dibeda-bedakan,

    Kesesuaian dengan fitrah manusia Islam memberikan pengakuan terhadap status manusia sebagai ciptaan Allah yang diberikan fitrah, keinginan, kecenderungan dan dorongan dari dalam jiwanya untuk berbuat. Manusia diperbolehkan untuk memiliiki apa saja yang dia sukai, dan melakukan apa saja yang ingin dia kerjakan asalkan tidak menyimpang dari ajaran islam. Islam datang untuk memberikan batasan-batasan demi kebaikan-kebaikan hidup manusia di dunia. Islam tidak mengubah fitrah yang ada pada diri manusia melainkan menyempurnakannya atau melengkapinya agar manusia dapat bertindak secara bijaksana terhadap apa yang ada dalam dirinya agar dalam kehidupannya dapat bersikap dengan baik sesuai dengan batasan yang dijelaskan.

    Memperhatikan realita Seperti yang telah dijelaskan pada poin satu bahwa moral islam adalah sesuatu yang logis dan sesuai nurani manusia. Realita adalah hal yang mengarah pada keadaan manusia sehari-hari yang menunjukkan keinginan manusia pada hal-hal yang bersifat duniawi, sebab hal itu tentu tidak mungkin dapat dihilangkan dari diri manusia sebagai makhluk sosial. Al-quran tidak mengekang manusia untuk tidak melakukan apa yang secara alamiah dia inginkan, hanya saja Al-quran mengatur kita agar kita bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan sesuai dengan akal sehat dan pertimbangan kebaikan bersama. Dapat dicontohkan, kita tentu tidak bisa berbuat baik atau menganggap seorang musuh sebagai kawan, akan tetapi al-quran memberikan batasan agar bahwa kita tidak boleh berlaku tercela sekalipun kepada musuh kita, kita harus berlaku adil dengan tidak melakukan pelanggaran. Dalam konteks lain yang lebih universal dapat dijelaskan bahwa memandang realita maksudnya adalah memberikan kita kebebasan untuk berperilaku tetapi tetap harus berpegang pada al- quran.

    Moral positif Dalam islam, selain seseorang itu harus memiliki moral yang baik dia harus memiliki ketangguhan dalam menghadapi cekaman sosial politik yang terjadi di luar. Sering kita jumpai bahwa manusia cenderung terbawa oleh arus yang terjadi di lingkungannya, bisa saja seseorang yang tadinya memiliki moral yang baik tetapi karena mengikuti trend sosial yang salah maka akan menyebabkan moralnya menjadi tidak baik. Oleh karena itu, dalam al-quran telah dijelaskan pula bahwa sebagai seorang mukmin kita tidak diperkenankan untuk tinggal diam melihat kemunduran kondisi sosial dan politik yang terjadi, maka selain kita harus tetap mempertahankan moral islam kita, kita juga diperintahkan untuk mengubah semua paradigma sosial politik yang salah dimulai dari diri kita sendiri.

 Intrik atau naluri Intrik atau naluri adalah sifat dasar manusia yang dibawanya sejak lahir. Naluri secara umum dijelaskan sebagai suatu sifat yang dilakukan dengan tanpa harus berlatih tetapi muncul dengan sendirinya dari dalam diri manusia yang bersangkutan untuk mencapai tujuan tetentu. Naluri berasal dari dalam jiwa manusia sebagai faktor psikologi. Contoh naluri manusia adalah:

    Naluri untuk makan (nutrive instinct). Naluri ini dibawa sejak lahir oleh manusia untuk dapat bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang,

    Naluri berjodoh (sexual instinct). Naluri ini dijelaskan sebagai kebutuhan biologis manusia (laki-laki dan perempuan),

    Naluri keibu-bapakan (Paternal instinct). Sikap kecintaan terhadap anak-anak sebagai seorang ayah atau ibu,

    Naluri berjuang (combative instinct). Sikap manusia untuk menjawab tantangan, menghindari gangguan, dan mempertahankan diri dari serangan,

    Naluri ber-Tuhan. Tabiat manusia untuk dapat merasakan rindu dan menunjukkan kecintaannya kepada Allah sebagai makhluk Tuhan.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan beragama. Naluri dapat membawa manusia kepada jalan yang benar tetapi terkadang juga kepada jalan yang salah tergantung kepada individu yang

memiliki naluri tersebut untuk dapat memanagenya.Sehingga islam hadir untuk membantu manusia dalam mengendalikan nalurinya agar tidak aniaya terhadap diri sendiri tetapi dapat tersalurkan sesuai dengan tuntunan dari Ilahi.






BAB III

PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

Kesimnpulan Akhlak dapat menentukan perilaku suatu umat yang terwujud dalam moral dan etikadalam kehidupan. Sehingga dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk,sehingga manusia dapat menentukan pilihan yang terbaik dalam hidupnya. Dalam islamakhlak bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi pedoman hidup kaum. Makadari itu umat islam selama masih berpegangan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam proseskehidupannya, maka dijamin bahwa kualiatas hidup suatu umat akan baik, terhindar dari hal-hal menyesatkan yang dapat membawa pada kehancuran baik di dunia dan di akhirat. Karenasemua tatanan kehidupan terdapat dalam sumber tersebut. Dengan kata lain, akhlak adalah suatu sistem yang mengatur perbuatan manusia baiksecara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan baiksecara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia denganAllah, manusia sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar. Maka dari itu pentingnya suatu kaum memiliki akhlak yangbersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3.2 Saran

Kita sebagai umat muslim agar memperhatikan konsep akhlaq dan etika moral menurut agama islam. Dengan tatacara yang benar yang sesuai dengan ajaran islam



DAFTAR PUSTAKA

    Sahilun A. 1980. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini. PT. Al-Ma’arif: Bandung

    Tim Dosen Agama Islam. 2002. Pendidikan Agama Islam. UB: Malang

    Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam. Grasindo: Jakarta








Created by Maz Edy

No comments:

Post a Comment